Stasiun KA Purbalingga (Dok: Istimewa) |
Pernah suatu ketika saya membayangkan bisa menempuh perjalanan dari Purbalingga dengan menggunakan kereta api. Duduk manis di gerbong kelas bisnis, pesan makanan dan minuman dan bisa tidur nyenyak dengan bantal selama perjalanan. Ruang gerak penumpang pun lebih longgar dan leluasa. Bahkan kita bisa berjalan-jalan dari satu gerbong ke gerbong lain. Jam berangkat dan tiba di kota tujuan pun lebih pasti.
Sayangnya, tidak ada jalur kereta api dari dan menuju Purbalingga. Jika kita ingin bepergian ke Yogyakarta atau Jakarta dengan kereta api, satu-satunya pilihan adalah dengan pergi ke kota Purwokerto terlebih dahulu. Di sana lah, kita bisa menjumpai stasiun kereta api.
Walhasil, satu-satunya moda transportasi publik yang tersedia untuk bepergian jauh hanya bus antar kota/provinsi. Perjalanan dengan bus tentu saja lebih melelahkan. Waktu normal perjalanan dari Purbalingga - Jakarta sekitar 10 - 12 jam. Bisa lebih lama jika terjadi kemacetan di jalan raya karena kerap terjadi longsor atau perbaikan jalan di daerah Wangon atau Brebes. Pada musim mudik lebaran, saya pernah sampai 18 jam. Bayangkan jika kita tempuh dengan kereta api, hanya sekitar 7 jam. Kita bisa menghemat waktu dan energi.
Tapi sebenarnya dahulu Purbalingga pernah mempunyai stasiun kereta api. Jika menilik sejarah pemerintahan Hindia Belanda, Purbalingga dianggap sebagai salah satu kota yang cukup strategis. Terutama karena keberadaan dua pabrik gula (PG) di Kalimanah dan Bojong. Maka negara penjajah pun berani membuka jalur kereta api ke Purbalingga.
Jalur kereta api ke Purbalingga merupakan pengembangan dari proyek transportasi di lembah Sungai Serayu atau Serajoedal Stoomtram Maatschappij (Mij). Proyek besar senilai F 1.500.000 itu digarap oleh Ir. C. Groll sejak tahun 1893. Tujuannya untuk mendukung bisnis pabrik gula yang tersebar di wilayah Banyumas yaitu PG Purwokerto, PG Kalibagor, PG Klampok, PG Bojong dan PG Kalimanah.
Pada tahap pertama, jalur kereta api menuju Maos - Purwokerto - Klampok dibangun lebih dulu. Selanjutnya pada tahap kedua, jalur kereta api dikembangkan lagi dari Banjarsari - Jompo - Kalimanah - Purbalingga. Proses pembangunan dimulai sejak 26 Juni 1899. Sambungan rel kereta api ke Purbalingga sepanjang 7 kilometer itu akhirnya diresmikan pada tanggal 1 Juli 1900.
Dahulu yang menggunakan jasa kereta api atau disebut trem hanya perusahaan-perusahaan besar saja. Dari luar, trem dimanfaatkan untuk mengangkut perlengkapan pabrik seperti mesin atau barang-barang seperti bahan bakar, pembungkus gula, bibit dan pupuk untuk perkebungan tebu. Sedangkan dari Purbalingga, trem digunakan untuk mengangkut hasil produksi pabrik seperti gula atau sirup ke daerah lain termasuk diekspor melalui pelabuhan Cilacap. Bisa ditebak, pada masa itu trem memegang peranan penting bagi jalannya roda bisnis dan pemerintah di Purbalingga.
Kini masa keemasan kereta api di Purbalingga sudah habis. Jalur rel kereta api peninggalan kolonial Belanda pun sudah berubah menjadi pusat pertokoan. Di lokasi bekas bangunan stasiun Purbalingga, kini berdiri pabrik rambut palsu PT Boyang Industrial.
Tapi mimpiku untuk bisa menempuh perjalanan kereta api dari Purbalingga belum sirna.
Ada secercah harapan ketika pemerintah memutuskan akan menghidupkan kembali jalur kereta api Purwokerto - Wonosobo yang nasibnya serupa dengan Purbalingga. Bukan tidak mungkin, selanjutnya jalur kereta api Purwokerto - Purbalingga juga diaktifkan kembali. Semoga.
Ada secercah harapan ketika pemerintah memutuskan akan menghidupkan kembali jalur kereta api Purwokerto - Wonosobo yang nasibnya serupa dengan Purbalingga. Bukan tidak mungkin, selanjutnya jalur kereta api Purwokerto - Purbalingga juga diaktifkan kembali. Semoga.
SNH
12 comments:
blogwalking newbie nih.. mau dong follow, hehehe
salam kenal ;)
Dengan senang hati, udah follow tujuh bunga ya....
Sofyan itu kamu kah? :)
sekarang bukan kereta api lg, malah bandara yang lg di gagas... maju terus braling..
Driver Reseter: Betul pak, bandara wirasaba sangat mendukung kegiatan bisnis di Purbalingga dan sekitarnya. Tapi untuk menjadi daerah bisnis yang maju harus ada multi - moda transportasi. Jadi KA juga tetap dibutuhkan.... Braling harus lebih maju lg
Maju terus pembangunan transportasi dipurbalingga, dukung teruz pokoke, tpi nek pembangunan mall, atau semacamnya ga usah dibangun lah,
Purbalingga Tanah Kelahiran.............
setuju, ayuh pada usul ben de aktifna maning KA Purbalingga, semangat...ttt
kemanapun mencari hanya foto ini yang menunjukan stasiun purbalingga, ga ada foto lain bangunan stasiun aslinya
Post a Comment
Budayakan meninggalkan jejak di blog yang dikunjungi dengan memberikan komentar, terimakasih....