Tuesday 12 March 2013

Biografi Soedirman, Sang Panglima Perang Gerilya




Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman, Rembang - Purbalingga
Monumen Jenderal Soedirman, Rembang-Purbalingga
Namanya demikian tersohor, diabadikan menjadi Jenderal yang digadang-gadangkan menitis pada generasi berikut-berikutnya. Taukah kawan, siapa sebenarnya beliau ini ?


Yang harus teman-teman tau, Soedirman, atau dikenal sebagai Jenderal Soedirman, atau lebih kerennya lagi disebut sebagai Panglima Besar Jenderal Soedirman, lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga pada tanggal 24 Januri 1916 atau bertepatan dengan 18 Maulid 1336 H, di  hari Senin Pon.

Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji, seorang mandor tebu pabrik gula Kalibagor, Purwokerto. Pemuda petani dari Desa Tinggarwangi atau lebih dikenal dengan Gentawangi, Jatilawang. Ibunya bernama Siyem. Gadis desa Parakan Onje, Ajibarang.

Hmm... bagi teman-teman asal sana, boleh tuh ditelusur. Kali aja masih tetanggaan. Atau bahkan saudaramu. Kali aja...

Pak Karsid dan Bu Siyem menuju Dukuh Rembang yang dahulunya Kecamatan Bodas Karangjati, Purbalingga. Niat hati berjumpa dengan kakak Siyem yang memang satu ayah namun beda Ibu, bernama Turidawati alias Tarsem. Turidawati diperistri R. Tjokrosunaryo yang merupakan asisten wedana/ camat Bodas Karangjati. Bodas Karangjati sendiri merupakan Orde Distrik yang kantornya terletak di Bantarbarang.

Pada waktu itu Siyem dalam kondisi hamil tua. Oleh Turidawati dan R. Tjokrosunaryo, mereka tidak diperkenankan pulang. Dan karen Turidawati dan pasangan belum juga memiliki anak, maka diadopsilah putra Siyem dan Karsid tersebut. Setelah lahir si Jabang Bayi diberi nama Soedirman.

Kala R. Tjokrosunaryo pensiun, mereka berpindah ke kampung Manggisan, Cilacap. Tugas baru yang disandang R. Tjokrosunaryo pada masa itu adalah sebagai Penasehat Pengadilan Negeri Cilacap.

Sebagai anak pejabat, Soedirman memiliki kesempatan untuk mengecap dunia pendidikan. Diantaranya:
* HIS (Hollandse Inlandshe School), sekolah seingkat SD. Tahun 1924 - 1930
* MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onde Wijs), sekolah tingkat SMP 1930 - 1932
* Perguruan  Parama Wiworotomo 1992 - 1995
* HIK pernah dikecap, namun hanya 1 tahun lantaran berkendala dengan biaya.

Selain sibuk di bangku sekolah, Soedirman aktif mengikuti kegiatan - kegiatan, diantaranya:
* Ikatan Pelajar Wiworotomo
* KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
* Hizbul Wathon (HW), merupakan kepanduan Muhammadiyah

Adapun aktivitas lain yaitu menjadi guru di HIS Muhammadiyah Cilacap. Bahkan Soedirman sempat menjadi Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah (WMPM) Jateng kala menjadi Guru bahkan merangkap sebagai kepala sekolah. Dan pernah juga menjadi Mentri Daerah HW Banyumas, atau sekarang disebut Ketua Kwartir Daerah.

Bukan hanya sosok aktifis kepanduan, organisasi, guru atau kepala sekolah. Soedirman adalah sosok suami juga Ayah dari 9 anak. Meski 2 diantaranya meninggal karena sakit pada masa kependudukan Jepang. Tujuh diantaranya:
1. Achmad Tidarwono
2. Didi Praptiastuti
3. Didi Sutjiati (alm)
4. Taufik Efendi
5. Didi Pudjiati
6. Titi Wahyu Setianingsih
7. Moh. Teguh Bambang Tjahjadi
 
Soedirman bersama kawan seperjuangan pada masa itu mendirikan Koprasi Dagang yang dinamai Perkoprasian Bangsa Indonesia (Perbi) di CILACAP. Kemudian mendirikan Persatuan Koprasi Indonesia (Perki) Wijayakusuma. Hingga seterusnya Soedirman membina Badan Pengurus Makanan Rakyat (BPMR) yaitu badan yang dikelola oleh masyarakat. Bergerak dibidang pengumpulan dan distribusi bahan makanan untuk menghindari rakyat Cilacap dari bahaya kelaparan.

Beberapa kiprahnya, mengantarkan Soedirman pada pengangkatan sebagai anggota Syu Sangkai Banyumas oleh pemerintah Jepang tahun 1943. Syu Sangkai merupakan Dewan Pertimbangan Karsidenan. Pada kiprahnya berikutnya, Soedirman menjadi anggota pasukan peta,  pemimpin di perang gerilya, menjadi pembakar semangat pejuang sesamanya, memenangkan pertempuran Palagan Ambarawa, kemudian diangkat menjadi Jendral berkat dedikasinya.

Dia usia 34 tahun, Soedirman masih sangat muda. Tapi beliau harus berpulang dengan sakit paru-paru yang mengantarnya. Perlu teman-teman tahu, Soedirman tetap bergerilya, naik gunung, turun gunung, lewati jalan terjal, sebrang sungai, kelaparan untuk beberapa waktu, dalam kondisi sakit. Kawan yang setia mengusung tandu agar Soedirman turut serta selalu. Soedirman pula pembakar semangat pejuang Indonesia. Keras hati Soedirman menjadikannya lewati masa perang dengan satu paru.

_Berjayalah duhai pahlawan bangsa_

*Penulis: Devita Rahmawati


Artikel terkait:

5 comments:

karya anak bangsa said...

Wah, di Rembang kira-kira siapa ya yang masih keturunan asli Soedirman??

Jemari G-Wul said...

Blm dpt infonya, yg msh tersisa di sana hanya monumen tempat kelahirannya dan cerita turun temurun ttg Soedirman kecil dari masyarakat sekitar ....

Unknown said...

Pak Dirman lahir di Bantar Barang atau di BodasKarangjati ya?

Boyonx said...

Bangga jadi orang rembang

Unknown said...
This comment has been removed by a blog administrator.

Post a Comment

Budayakan meninggalkan jejak di blog yang dikunjungi dengan memberikan komentar, terimakasih....

 
Desain diolah oleh Sofyan NH | Bloggerized by Ideaku Online | Gunungwuled