Pagi itu sekitar pukul 06.30, Minggu 1 Mei 2011, saya keluar rumah untuk berbelanja sayuran yang akan dimasak untuk makan kami sekeluarga. Begitu tiba di tempat penjual sayuran tepat di depan rumah, saya lihat beberapa ibu sedang berkumpul. Sepertinya mereka bukan sedang berguncing tapi membicarakan sesuatu yang serius.
Saya dekati mereka dan bertanya tentang hal yang mungkin terjadi. Astaghfirullah hal Adzim, rupanya dini hari tadi telah terjadi bencana alam lagi di desaku. Hujan besar yang mengguyur telah menyebabkan tebing longsor di Tanjakan Sikoser, Dusun Karangnangka Gunungwuled yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahku.
Saya yang setiap hari mengajar di Sekolah Dasar Gunungwuled II dekat tebing itu teringat rumah murid-muridku yang berada tepat di puncak tebing yang longsor. Ya Alloh, semoga mereka semua selamat.
Hari mulai siang, kendaraan patroli polisi hilir mudik ke lokasi bencana. Saya terus memantau kabar. Alhamdulilah, saya mendengar kabar tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Hanya ada satu gudang berisi kayu yang terbawa longsor. Sedangkan rumah-rumah warga kondisinya sangat mengkhawatirkan tapi selamat.
Saya dekati mereka dan bertanya tentang hal yang mungkin terjadi. Astaghfirullah hal Adzim, rupanya dini hari tadi telah terjadi bencana alam lagi di desaku. Hujan besar yang mengguyur telah menyebabkan tebing longsor di Tanjakan Sikoser, Dusun Karangnangka Gunungwuled yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahku.
Saya yang setiap hari mengajar di Sekolah Dasar Gunungwuled II dekat tebing itu teringat rumah murid-muridku yang berada tepat di puncak tebing yang longsor. Ya Alloh, semoga mereka semua selamat.
Hari mulai siang, kendaraan patroli polisi hilir mudik ke lokasi bencana. Saya terus memantau kabar. Alhamdulilah, saya mendengar kabar tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Hanya ada satu gudang berisi kayu yang terbawa longsor. Sedangkan rumah-rumah warga kondisinya sangat mengkhawatirkan tapi selamat.
Esok harinya saya tetap berangkat mengajar ke SD di dekat lokasi bencana. Sebelum masuk sekolah, saya sempatkan menengok lokasi bencana. Saya lihat jalan tertutup material tanah dan bebatuan setinggi 5 meter. Tanah tebing yang longsor terlihat merah. Sedangkan rumah di atasnya tampak rapuh.
Akses jalan yang menghubungkan Dusun Sipentul dan Dusun Karangnangka - Gunungwuled terputus total. Beberapa muridku yang tinggal di dusun sebelah terpaksa berjalan memutar melewati sawah, baru kemudian masuk ke pemukiman warga dan mencapai sekolah.
Demikian juga guru-guru yang hendak ke Desa Si Pentul - Gunungwuled, terpaksa berjalan kaki dulu dan dilanjutkan dengan ojek. Warga dari Dusun Sipentul dan sekitarnya yang hendak menjual hasil pertaniannya ke Desa Gunungwuled juga kesulitan. Saya dengar beberapa siswa SMA Rembang bolos karena biaya transportasinya mahal karena harus naik ojek dua kali. Dampaknya sungguh terasa.
Selama dua hari, saya lihat ada kerja bakti warga, polisi dan anggota TNI. Tapi baru sedikit material yang disingkirkan dari jalan beraspal, mereka sudah berhenti. Beberapa hari yang lalu, Wakil Bupati Purbalingga dan Pak Camat juga datang meninjau lokasi. Tapi saya tidak mendengar ada perubahan apa-apa. Sekarang sudah 9 hari sejak longsor terjadi, tapi jalan raya masih tertutup. Aktifitas transportasi lumpuh total.
Kejadian longsor di tebing itu sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Awal tahun ini juga telah terjadi longsor di sana berbarengan dengan banjir bandang di Dusun Sipete - Gunungwuled yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari sana. Dulu waktu bajir bandang ada sejumlah rumah yang hanyut. Pemberitaan di media juga ramai hingga ada perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah.
Tapi bencana longsor yang di Karangnangka - Gunungwuled ini sepertinya tidak dianggap serius. Padahal di atas tebing ada sekitar 30 rumah warga yang terancam. Rumah mereka retak-retak karena kondisi tanah yang labil. Jadi sudah lama mereka meminta pemerintah daerah untuk membantu merelokasi rumah di sana.
Gunungwuled, 9 Mei 2011
Eli, Seorang Pengajar di SDN 2 Gunungwuled
Akses jalan yang menghubungkan Dusun Sipentul dan Dusun Karangnangka - Gunungwuled terputus total. Beberapa muridku yang tinggal di dusun sebelah terpaksa berjalan memutar melewati sawah, baru kemudian masuk ke pemukiman warga dan mencapai sekolah.
Demikian juga guru-guru yang hendak ke Desa Si Pentul - Gunungwuled, terpaksa berjalan kaki dulu dan dilanjutkan dengan ojek. Warga dari Dusun Sipentul dan sekitarnya yang hendak menjual hasil pertaniannya ke Desa Gunungwuled juga kesulitan. Saya dengar beberapa siswa SMA Rembang bolos karena biaya transportasinya mahal karena harus naik ojek dua kali. Dampaknya sungguh terasa.
Selama dua hari, saya lihat ada kerja bakti warga, polisi dan anggota TNI. Tapi baru sedikit material yang disingkirkan dari jalan beraspal, mereka sudah berhenti. Beberapa hari yang lalu, Wakil Bupati Purbalingga dan Pak Camat juga datang meninjau lokasi. Tapi saya tidak mendengar ada perubahan apa-apa. Sekarang sudah 9 hari sejak longsor terjadi, tapi jalan raya masih tertutup. Aktifitas transportasi lumpuh total.
Kejadian longsor di tebing itu sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Awal tahun ini juga telah terjadi longsor di sana berbarengan dengan banjir bandang di Dusun Sipete - Gunungwuled yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari sana. Dulu waktu bajir bandang ada sejumlah rumah yang hanyut. Pemberitaan di media juga ramai hingga ada perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah.
Tapi bencana longsor yang di Karangnangka - Gunungwuled ini sepertinya tidak dianggap serius. Padahal di atas tebing ada sekitar 30 rumah warga yang terancam. Rumah mereka retak-retak karena kondisi tanah yang labil. Jadi sudah lama mereka meminta pemerintah daerah untuk membantu merelokasi rumah di sana.
Gunungwuled, 9 Mei 2011
Eli, Seorang Pengajar di SDN 2 Gunungwuled
3 comments:
Hmmmm,, tebing yang tinggi dan rawan longsor, dapatkah diperkuat dengan benteng kokoh??
Lurahe ngono kon mikir..
Sampai hari ini belum ada perubahan tuh, jalan masih tertutup material tanah dan batu....
Post a Comment
Budayakan meninggalkan jejak di blog yang dikunjungi dengan memberikan komentar, terimakasih....