Maaf Lagi Puasa (Foto: Kompas) |
Sahur, sahur, sameniko sampun jam tigo, monggo sami sahur. Ya, saatnya bersantap sahur!
Setelah imsak, warga Gunungwuled langsung bergegas ke mushola/masjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah karena jeda antara imsak dan adzan subuh cuma sebentar.
Usai berjamaah selalu ada ceramah atau yang biasa disebut dengan kuliah Subuh. Jamaah tidak langsung pulang tetapi menyempatkan diri mendengarkan ceramah. Anak-anak yang masih duduk dibangku SD/SMP rajin ikut ceramah untuk mengisi buku kegiatan ramadhan.
Setelah selesai, anak-anak ini tidak langsung pulang, mereka pergi untuk ‘jalan-jalan.’ Bisa dibilang ‘jalan-jalan‘ ini merupakan ciri khas ramadhan di Gunungwuled. Biasanya mereka ‘jalan-jalan’ pagi ramai-ramai sampai ke desa sebelah. Ikut memeriahkan, anak laki-laki menyalakan petasan. Suasana jadi ramai, tapi ingat jangan sampai membayakan diri sendiri atau orang lain.
Siang hari sekitar pukul 14.00, aroma yang sangat menggoda pun sudah mulai tercium seantero desa. Eits, maksudnya aroma makanan loh. Pada jam-jam itu warga Gunungwuled sudah mulai memasak menu berbuka puasa.
Biasanya juga dijumpai pedagang-pedagang yang menjajakan takjil. Selanjutnya pukul 16.00 sudah mulai terdengar lantunan ayat suci Al Qur’an. Sebagian anak muda Gunungwuled ngabuburit di sambil jalan-jalan di sekitar desa.
Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Adzan Magrib telah berkumandang. Sekarang saatnya menyerbu meja makan. Berikutnya begitu adzan Isya terdengar, warga Gunungwuled langsung bergegas ke masjid menunaikan shalat tarawih. Usai shalat tarawih dilanjutkan dengan membaca Al Qur'an atau tadarus. Tapi bulan puasa ini terasa berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya. Dulu tadarus bisa berlangsung sampai dini hari pukul 01.00. Tapi sekaran pukul 23.00 pun sudah tak terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an lagi.
Setelah imsak, warga Gunungwuled langsung bergegas ke mushola/masjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah karena jeda antara imsak dan adzan subuh cuma sebentar.
Usai berjamaah selalu ada ceramah atau yang biasa disebut dengan kuliah Subuh. Jamaah tidak langsung pulang tetapi menyempatkan diri mendengarkan ceramah. Anak-anak yang masih duduk dibangku SD/SMP rajin ikut ceramah untuk mengisi buku kegiatan ramadhan.
Setelah selesai, anak-anak ini tidak langsung pulang, mereka pergi untuk ‘jalan-jalan.’ Bisa dibilang ‘jalan-jalan‘ ini merupakan ciri khas ramadhan di Gunungwuled. Biasanya mereka ‘jalan-jalan’ pagi ramai-ramai sampai ke desa sebelah. Ikut memeriahkan, anak laki-laki menyalakan petasan. Suasana jadi ramai, tapi ingat jangan sampai membayakan diri sendiri atau orang lain.
Siang hari sekitar pukul 14.00, aroma yang sangat menggoda pun sudah mulai tercium seantero desa. Eits, maksudnya aroma makanan loh. Pada jam-jam itu warga Gunungwuled sudah mulai memasak menu berbuka puasa.
Biasanya juga dijumpai pedagang-pedagang yang menjajakan takjil. Selanjutnya pukul 16.00 sudah mulai terdengar lantunan ayat suci Al Qur’an. Sebagian anak muda Gunungwuled ngabuburit di sambil jalan-jalan di sekitar desa.
Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Adzan Magrib telah berkumandang. Sekarang saatnya menyerbu meja makan. Berikutnya begitu adzan Isya terdengar, warga Gunungwuled langsung bergegas ke masjid menunaikan shalat tarawih. Usai shalat tarawih dilanjutkan dengan membaca Al Qur'an atau tadarus. Tapi bulan puasa ini terasa berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya. Dulu tadarus bisa berlangsung sampai dini hari pukul 01.00. Tapi sekaran pukul 23.00 pun sudah tak terdengar lantunan ayat suci Al Qur'an lagi.
*Nastiti
0 comments:
Post a Comment
Budayakan meninggalkan jejak di blog yang dikunjungi dengan memberikan komentar, terimakasih....